Kronologi Kericuhan RS BDH, Salah Paham Masumbing "Di-COVID-kan"

Kronologi Kericuhan RS BDH, Salah Paham Masumbing "Di-COVID-kan" Kronologi Kericuhan RS BDH, Salah Paham Masumbing "Di-COVID-kan"

Surabaya, Sobat - Pemerintah Kota Surabaya menjelaskan kronologi keributan dekat Rumah Sakit Umum Daerah Bhakti Dharma Husada Surabaya yang pernah viral dekat media sosial. Kericuhan ini bermula dari kemelencengpahaman kerabat pasien terhadap pasien yang meninggal terdalam status terkonfirmasi positif COVID-19.

1. Pasien dirujuk ke RSUD BDH sudah ekstra dalam kondisi pas COVID-19

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menceritakan, pasien tersebut awalnya merupakan rujukan ketimbang Puskesmas Lontar dengan diagnosa suspek COVID-19. Sebelumnya, pasien itu sudah melakukan swab antigen pada RSAU Soemitro dengan hasil akurat. Setibanya pada RSUD BDH, pasien kembali diswab PCR dengan hasil yang pun akurat COVID-19.

"Hasil swab antigennya dari RSAU Soemitro itu positif, hasil PCRnya pun menyatakan positif," ujar Febri, Rabu (4/8/2021).

2. Keluarga inti pasien sudah mengerti maka menyetujui pemakaman dengan protokol COVID-19

Lebih lanjut, pihak RS selurusnya sudah menjelaskan kondisi pasien terhadap keluarga intinya. Menurut Febri, keluarga inti pasien sudah memahami situasi yang ada. Pada 25 Juli 2021, kondisi pasien memburuk sangkat meninnggal dunia. Keluarga inti pasien bersama RS pun bersepakat menjumpai memakamkan pasien keesokan harinya atas 26 Juli 2021 pukul 08.00 WIB atas protokol COVID-19.

“Keluarga inti sudah setuju pemakaman dilakukan pada 26 Juli, jam delapan pagi. Difasilitasi terus untuk dua anggota keluarga untuk melihat jenazah untuk terakhir kali,” tuturnya.

3. Segerombolan warga yang menyebut pribadi kerabat pasien menerobos RS

Ternyata, di hari pemakaman yang telah ditentukan, menjauh didalam segerombolan orang yang mengaku sebagai kerabat pasien. Mereka ingin melihat jenazah yang sudah jauh didalam cara pemulasaraan. Mereka tidak percaya pasien tersebut meninggal jauh didalam kondisi terkonfirmasi benar COVID-19 dan menuduh kerabatnya sudah "di-COVID-kan" oleh pihak RS.

Selain itu, pihak RS menduga warga yang menerobos masuk ini sedang terdalam situasi mabuk. Sekelompok pria ini segera mencaci pihak RS, mengancam akan membakar RS, maka melakukan memukul seorang nakes.

"Sebelum selesai memberikan penjelasan, ada tenaga kesehatan yang menerima tindakan kekerasan karena oknum tercantum,” lanjut Febri.

4. Polisi sudah mediasi kedua pihak dan berakhir damai

Melihat kejadian kekerasan itu, kepala tim keamanan RSUD BDH langsung melapor ke Polsek Benowo. Dengan bantuan polisi, kedua pihak efektif, bermediasi dan memutuskan untuk berdamai. Pihak keluarga meminta maaf kepada rumah remuk dan berjanji untuk membimbing anggota kelompoknya agar mematuhi protokol kesehatan dan peraturan rumah remuk. Pihak rumah remuk juga tak melaporkan tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap nakes mereka.

"Perwakilan melalui oknum keluarga meminta maaf karena tidak mengetahui prosedur yang berlaku bersama mebaikkan surat pernyataan bermaterai," kaperkara.